Maika Komodo Tour
Kabupaten dan Kebudayaan FloresSaat mengikuti Tur Daratan Flores, Anda akan belajar tentang berbagai budaya Pulau Flores.. |
|
Budaya Berbeda di Flores
Manggarai Culture and Regencies
Budaya Manggarai
Kelompok etnis dapat anda temui di bagian barat Flores, dikenal dengan Manggarai.
Manggarai sendiri berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Manggarai sendiri terdiri
dari tiga kabupaten berbeda yaitu Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai (manggarai tengah ), dan
Kabupaten Manggarai Timur.
Banyak ahli sepakat bahwa Bahasa Manggarai memiliki sekitar 45 sub dialek yang terbagi
dalam 5 kelompok dialek yang berbeda. Dialek-dialek ini sangat berbeda dan berbeda dari bahasa-
bahasa lain yang terdapat di Flores bagian timur. Bahasa yang digunakan di seluruh wilayah
Manggarai dikenal sebagai Tombo Manggarai. 4 kelompok dialek tersebut dikenal sebagai;
Manggarai Barat, Manggarai Barat Tengah, Manggarai Tengah, Manggarai Timur.
Agama
Dalam hal Agama, lebih dari 90% Penduduk Manggarai beragama Katolik, dan sebagian besar
penduduk lainnya menganut Islam Sunni, yang sejauh ini merupakan cabang Islam terbesar.
Penduduk Islam (sekitar 34.000 orang) sedikit lebih banyak persebarannya ke arah Barat, yang telah
bermigrasi karena perdagangan ikan. Jika Anda bergerak ke bagian tengah pulau manggarai , Anda
akan menemukan lebih banyak kepercayaan tradisional Mori Kraeng, yang merupakan bentuk
pemujaan leluhur, serta tarian ritual dan pertempuran, antara dua kelpmpok pria dalam pakaian
tradisional. Biasanya lebih banyak penduduk manggarai sendiri melakukan inkultirasi yakni
kepercayaan pada agama Katolik dan Agama tradisional digabung menjadi satu. Banyak yang
menghadiri gereja hari Minggu tetapi masih mempraktekkan juga tatanan adat tradisional.
Ritual
Ada banyak ritual yang masih dilakukan hingga saat ini dalam budaya Manggarai seperti;
- Libur Kilo - Upacara syukuran atas kesejahteraan setiap anggota keluarga di rumah masing-masing.
- Penti Manggarai - Upacara syukuran atas hasil panen.
- Wisi Loce - Upacara agar semua arwah yang diundang bisa menunggu sejenak sebelum puncak
Upacara Penti.
- Barong Look - Ritual yang mengundang arwah gardenia ke tengah Lingko, yang berada di tengah
areal pertanian utama.
- Barong Wae - Ritual mengundang arwah leluhur untuk menyaksikan mata air.
- Barong Compang - Upacara pemanggilan leluhur penjaga untuk menjadi penjaga desa pada malam
hari.
Politik
Dalam budaya Manggarai, sistem politik berbasis klan, dipimpin oleh seorang kepala klan yang
disebut Todo. Suku ini menganut sistem keturunan patrilineal (garis keturunan ayah).
Penghasilan
Banyak penduduk setempat yang terlibat dengan kerajinan tangan; seperti ukiran, pengerjaan logam
dan tenun. Selain itu, bertani merupakan sumber pendapatan utama bagi keluarga atau setidaknya
sarana untuk bertahan hidup. Petani bertani tanaman seperti padi, sayuran, tembakau, kopi, dan
jagung. Babi, Kerbau, dan ayam dikembangbiakkan untuk makanan dan upacara adat. Perburuan
tidak umum dalam budaya Manggarai kecuali beberapa orang tertentu yang berburu burung di
malam hari.
Pakaian tradisional
Pakaian tradisional terdiri dari sarung adat (kain tenun) tradisional berwarna-warni untuk pria dan
wanita. Bagi kaum pria,biasa mengenakan topi warna-warni tradisional. Sarung adat dan topi dipakai
hanya untuk sebagian besar upacara adat.
Tarian CACI
Tarian perang yang terkenal di Manggarai disebut Tari Caci dan menampilkan bentuk adu cambuk, di
mana satu petarung melompat dan menyerang perisai petarung lainnya (perisai terbuat dari kulit
binatang) dengan sapuan. Upacara ini biasanya ditampilkan dengan musik tradisional juga. Jika
mengunjungi Desa-desa setempat seperti Desa Adat Tado, Anda mungkin bisa menjadwalkan Tari
Caci tradisional.
Ini adalah hal-hal yang dapat Anda pelajari saat mengikuti Flores Overland Tour or Komodo Island Tour.
Budaya Manggarai
Kelompok etnis dapat anda temui di bagian barat Flores, dikenal dengan Manggarai.
Manggarai sendiri berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Manggarai sendiri terdiri
dari tiga kabupaten berbeda yaitu Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai (manggarai tengah ), dan
Kabupaten Manggarai Timur.
Banyak ahli sepakat bahwa Bahasa Manggarai memiliki sekitar 45 sub dialek yang terbagi
dalam 5 kelompok dialek yang berbeda. Dialek-dialek ini sangat berbeda dan berbeda dari bahasa-
bahasa lain yang terdapat di Flores bagian timur. Bahasa yang digunakan di seluruh wilayah
Manggarai dikenal sebagai Tombo Manggarai. 4 kelompok dialek tersebut dikenal sebagai;
Manggarai Barat, Manggarai Barat Tengah, Manggarai Tengah, Manggarai Timur.
Agama
Dalam hal Agama, lebih dari 90% Penduduk Manggarai beragama Katolik, dan sebagian besar
penduduk lainnya menganut Islam Sunni, yang sejauh ini merupakan cabang Islam terbesar.
Penduduk Islam (sekitar 34.000 orang) sedikit lebih banyak persebarannya ke arah Barat, yang telah
bermigrasi karena perdagangan ikan. Jika Anda bergerak ke bagian tengah pulau manggarai , Anda
akan menemukan lebih banyak kepercayaan tradisional Mori Kraeng, yang merupakan bentuk
pemujaan leluhur, serta tarian ritual dan pertempuran, antara dua kelpmpok pria dalam pakaian
tradisional. Biasanya lebih banyak penduduk manggarai sendiri melakukan inkultirasi yakni
kepercayaan pada agama Katolik dan Agama tradisional digabung menjadi satu. Banyak yang
menghadiri gereja hari Minggu tetapi masih mempraktekkan juga tatanan adat tradisional.
Ritual
Ada banyak ritual yang masih dilakukan hingga saat ini dalam budaya Manggarai seperti;
- Libur Kilo - Upacara syukuran atas kesejahteraan setiap anggota keluarga di rumah masing-masing.
- Penti Manggarai - Upacara syukuran atas hasil panen.
- Wisi Loce - Upacara agar semua arwah yang diundang bisa menunggu sejenak sebelum puncak
Upacara Penti.
- Barong Look - Ritual yang mengundang arwah gardenia ke tengah Lingko, yang berada di tengah
areal pertanian utama.
- Barong Wae - Ritual mengundang arwah leluhur untuk menyaksikan mata air.
- Barong Compang - Upacara pemanggilan leluhur penjaga untuk menjadi penjaga desa pada malam
hari.
Politik
Dalam budaya Manggarai, sistem politik berbasis klan, dipimpin oleh seorang kepala klan yang
disebut Todo. Suku ini menganut sistem keturunan patrilineal (garis keturunan ayah).
Penghasilan
Banyak penduduk setempat yang terlibat dengan kerajinan tangan; seperti ukiran, pengerjaan logam
dan tenun. Selain itu, bertani merupakan sumber pendapatan utama bagi keluarga atau setidaknya
sarana untuk bertahan hidup. Petani bertani tanaman seperti padi, sayuran, tembakau, kopi, dan
jagung. Babi, Kerbau, dan ayam dikembangbiakkan untuk makanan dan upacara adat. Perburuan
tidak umum dalam budaya Manggarai kecuali beberapa orang tertentu yang berburu burung di
malam hari.
Pakaian tradisional
Pakaian tradisional terdiri dari sarung adat (kain tenun) tradisional berwarna-warni untuk pria dan
wanita. Bagi kaum pria,biasa mengenakan topi warna-warni tradisional. Sarung adat dan topi dipakai
hanya untuk sebagian besar upacara adat.
Tarian CACI
Tarian perang yang terkenal di Manggarai disebut Tari Caci dan menampilkan bentuk adu cambuk, di
mana satu petarung melompat dan menyerang perisai petarung lainnya (perisai terbuat dari kulit
binatang) dengan sapuan. Upacara ini biasanya ditampilkan dengan musik tradisional juga. Jika
mengunjungi Desa-desa setempat seperti Desa Adat Tado, Anda mungkin bisa menjadwalkan Tari
Caci tradisional.
Ini adalah hal-hal yang dapat Anda pelajari saat mengikuti Flores Overland Tour or Komodo Island Tour.
Ngada Culture
Luas total Ngada adalah sekitar 625,84 sq mi (1.620,92 km2)
Populasi adalah 165.254 dari Sensus 2020.
Ibukota Ngada - Bajawa
Agama
Agama di Ngada mayoritasnya adalah Katolik sekitar 90,75%, selanjutnya Islam sekitar 6,87%, Protestan 2,23% dan Hindu sekitar 0,15%
Sejarah
Kabupaten Ngada dibentuk pada tahun 1958, menjadikannya salah satu kabupaten tua di Nusa Tenggara Timur. Setelah kabupaten ini dimekarkan menjadi dua bagian pada tahun 2007 dan kini terbentuknmenjadi dua suku utama; Bajawa dan Riung. Bajawa di Selatan dan Riung di Utara.
Bahasa
Bahasa yang paling dominan di Ngada adalah Bahasa Ngada, namun ada beberapa bahasa asli lainnya di Kabupaten ini berdasarkan sukunya. Penduduk lokal dari Bajawa, Aimere, Golewa, Jerebu'u kebanyakan berbicara bahasa yang sama dengan sedikit perbedaan aksen. Dua perbedaan utama dalam bahasa berasal dari penduduk lokal di Soa dan orang-orang dari Riung. Kedua bahasa ini jauh lebih berbeda dari bahasa-bahasa lain di Ngada. Mengingat banyak daerah di Flores dan tidak saling berkomunikasi menggunakan bahasa daerah, maka orang orang di flores lebih banyak menggunakan bahasa indonesia untuk mempermudah komunikasi.
Pariwisata.
Situs megalitik di wilayah Ngada ditambahkan ke Daftar Tentatif Warisan Dunia UNESCO pada 19 Oktober 1995 dalam kategori Budaya, Namun ditarik keluar dari daftar pada 2015.
Kabupaten Ngada dianggap sebagai salah satu daerah yang kurang dikenal di Indonesia tetapi untungnya karena pariwisata internasional ekonomi perlahan membaik,Wilayah Ngada masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO tahun 1995 tetapi ditarik dari daftar pada tahun 2015.dan akhirnya dikenal dunia. Sejauh Desa Adat megalitik, Kawasan wisata di Ngada yang paling banyak dikunjungi adalah Desa Adat Bena dan Wogo. Desa-desa tradisional di Ngada semuanya merupakan kompleks megalitik yang unik dengan perumahan tradisional. Desa adat lainnya yang belum begitu dikenal di Ngada adalah; Luba, Gurusina, Tololela, Doka, Bea, Langa, Tude, Mangulewa, Watujaji. Ada 7 desa megalitik asli di Bajawa yg merupakan desa penduduk setempat. Yakni Desa Bajawa A, Bongiso, Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo, & Wakomenge.
Rumah di Wilayah Ngada memiliki peran penting dalam budaya. Semua penduduk desa harus memiliki rumah, yang menunjukkan bahwa mereka milik klan. Rumah ini merupakan warisan peninggalan leluhur. Ukiran kayu di rumah juga memainkan peran utama dalam budaya. Seperti dalam banyak budaya, dapur adalah pusat dari rumah tradisional, yang umumnya pada keluarga disambut dan berkumpul bersama
Di bagian utara Ngada, di wilayah Riung, terdapat 17 pulau yang terletak di lepas pantai utara. 17 pulau menjadi atraksi turis yang paling populer karena keindahan bawah laut"Taman Nasional 17 pulau." Anda dapat menyewa perahu lokal di pantai yang membawa wisatawan ke Taman Nasional. pantai yang indah untuk berjemur, berenang, dan snorkeling. Di malam hari, terkadang Anda juga bisa melihat kelelawar terbang.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Ngada, Anda dapat menemukan info dan lokasi lokasi wisata terpopuler di bawah kategori atraksi di App ini. Ini adalah; Desa Bena, Wolobobo, Pemandian Air Panas Soa, Wolokoro, Gunung Inerie, & 17 Pulau.
Lembah Soa
Lembah Soa
Lembah Soa terkenal dengan Pemandian Air Panas yang indah yang juga telah diubah menjadi taman untuk para tamu. Pemandian air panas ini terletak di desa mengerud. Biaya masuk yang kecil serta ada dua kolam serta air terjun. Lembah Soa juga dikenal dengan fosil stegodon (hewan purba dengan gigi besar) yang ditemukan pada tahun 1968. Stegodon adalah salah satu proboscidean terbesar yang pernah ditemukan.
Informasi Desa Adat Bena.
Bena Terletak hanya 20km selatan Bajawa. Jalan sudah beraspal penuh dan dalam kondisi baik. Desa Bena adalah desa yang paling banyak dikunjungi dari semua desa adat di Ngada. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Adat Bena, harus membayar tiket masuk. Ada juga kerajinan lokal, seperti sarung tenun, asesories lokal, dan cangkir untuk dibeli.
Ada sembilan klan di Bena yang tinggal di 45 rumah. Setiap klan Desa memiliki rumah keluarga utama dan rumah pendukung lainnya. Ketika Anda berkunjung, Anda akan melihat tulang rahang banyak kerbau dan babi di sisi luar masing-masing rumah. Ini merupakan tanda dan simbol dari banyaknya upacara yang sudah terjadi selama bertahun-tahun,baik di dalam ataupun di luar rumah. Upacara-upacara tersebut meliputi, pembangunan rumah, upacara 20 tahun, tahun baru tradisional, pertunangan adat dan upacara panen lainnya. Di atap rumah adat, Anda akan melihat patung di bagian atas, yang mewakili pria dan wanita dari rumah. Di dalam rumah, ada dapur tradisional kayu dengan ukiran. Dapur dibangun dengan 28 papan untuk membuat ruangan persegi. 28 papan mewakili siklus bulanan wanita. Di tengah Desa Bena, ada struktur bangunan adat yang mewakili pria dan wanita. Struktur yang mewakili pria disimbolkan dengan tombak di atas untuk mewakili "berburu".dan strukrur wanita disimbolkan dengan rumah sebagai tempat berlindung.
Populasi adalah 165.254 dari Sensus 2020.
Ibukota Ngada - Bajawa
Agama
Agama di Ngada mayoritasnya adalah Katolik sekitar 90,75%, selanjutnya Islam sekitar 6,87%, Protestan 2,23% dan Hindu sekitar 0,15%
Sejarah
Kabupaten Ngada dibentuk pada tahun 1958, menjadikannya salah satu kabupaten tua di Nusa Tenggara Timur. Setelah kabupaten ini dimekarkan menjadi dua bagian pada tahun 2007 dan kini terbentuknmenjadi dua suku utama; Bajawa dan Riung. Bajawa di Selatan dan Riung di Utara.
Bahasa
Bahasa yang paling dominan di Ngada adalah Bahasa Ngada, namun ada beberapa bahasa asli lainnya di Kabupaten ini berdasarkan sukunya. Penduduk lokal dari Bajawa, Aimere, Golewa, Jerebu'u kebanyakan berbicara bahasa yang sama dengan sedikit perbedaan aksen. Dua perbedaan utama dalam bahasa berasal dari penduduk lokal di Soa dan orang-orang dari Riung. Kedua bahasa ini jauh lebih berbeda dari bahasa-bahasa lain di Ngada. Mengingat banyak daerah di Flores dan tidak saling berkomunikasi menggunakan bahasa daerah, maka orang orang di flores lebih banyak menggunakan bahasa indonesia untuk mempermudah komunikasi.
Pariwisata.
Situs megalitik di wilayah Ngada ditambahkan ke Daftar Tentatif Warisan Dunia UNESCO pada 19 Oktober 1995 dalam kategori Budaya, Namun ditarik keluar dari daftar pada 2015.
Kabupaten Ngada dianggap sebagai salah satu daerah yang kurang dikenal di Indonesia tetapi untungnya karena pariwisata internasional ekonomi perlahan membaik,Wilayah Ngada masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO tahun 1995 tetapi ditarik dari daftar pada tahun 2015.dan akhirnya dikenal dunia. Sejauh Desa Adat megalitik, Kawasan wisata di Ngada yang paling banyak dikunjungi adalah Desa Adat Bena dan Wogo. Desa-desa tradisional di Ngada semuanya merupakan kompleks megalitik yang unik dengan perumahan tradisional. Desa adat lainnya yang belum begitu dikenal di Ngada adalah; Luba, Gurusina, Tololela, Doka, Bea, Langa, Tude, Mangulewa, Watujaji. Ada 7 desa megalitik asli di Bajawa yg merupakan desa penduduk setempat. Yakni Desa Bajawa A, Bongiso, Bokua, Boseka, Pigasina, Boripo, & Wakomenge.
Rumah di Wilayah Ngada memiliki peran penting dalam budaya. Semua penduduk desa harus memiliki rumah, yang menunjukkan bahwa mereka milik klan. Rumah ini merupakan warisan peninggalan leluhur. Ukiran kayu di rumah juga memainkan peran utama dalam budaya. Seperti dalam banyak budaya, dapur adalah pusat dari rumah tradisional, yang umumnya pada keluarga disambut dan berkumpul bersama
Di bagian utara Ngada, di wilayah Riung, terdapat 17 pulau yang terletak di lepas pantai utara. 17 pulau menjadi atraksi turis yang paling populer karena keindahan bawah laut"Taman Nasional 17 pulau." Anda dapat menyewa perahu lokal di pantai yang membawa wisatawan ke Taman Nasional. pantai yang indah untuk berjemur, berenang, dan snorkeling. Di malam hari, terkadang Anda juga bisa melihat kelelawar terbang.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Ngada, Anda dapat menemukan info dan lokasi lokasi wisata terpopuler di bawah kategori atraksi di App ini. Ini adalah; Desa Bena, Wolobobo, Pemandian Air Panas Soa, Wolokoro, Gunung Inerie, & 17 Pulau.
Lembah Soa
Lembah Soa
Lembah Soa terkenal dengan Pemandian Air Panas yang indah yang juga telah diubah menjadi taman untuk para tamu. Pemandian air panas ini terletak di desa mengerud. Biaya masuk yang kecil serta ada dua kolam serta air terjun. Lembah Soa juga dikenal dengan fosil stegodon (hewan purba dengan gigi besar) yang ditemukan pada tahun 1968. Stegodon adalah salah satu proboscidean terbesar yang pernah ditemukan.
Informasi Desa Adat Bena.
Bena Terletak hanya 20km selatan Bajawa. Jalan sudah beraspal penuh dan dalam kondisi baik. Desa Bena adalah desa yang paling banyak dikunjungi dari semua desa adat di Ngada. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Adat Bena, harus membayar tiket masuk. Ada juga kerajinan lokal, seperti sarung tenun, asesories lokal, dan cangkir untuk dibeli.
Ada sembilan klan di Bena yang tinggal di 45 rumah. Setiap klan Desa memiliki rumah keluarga utama dan rumah pendukung lainnya. Ketika Anda berkunjung, Anda akan melihat tulang rahang banyak kerbau dan babi di sisi luar masing-masing rumah. Ini merupakan tanda dan simbol dari banyaknya upacara yang sudah terjadi selama bertahun-tahun,baik di dalam ataupun di luar rumah. Upacara-upacara tersebut meliputi, pembangunan rumah, upacara 20 tahun, tahun baru tradisional, pertunangan adat dan upacara panen lainnya. Di atap rumah adat, Anda akan melihat patung di bagian atas, yang mewakili pria dan wanita dari rumah. Di dalam rumah, ada dapur tradisional kayu dengan ukiran. Dapur dibangun dengan 28 papan untuk membuat ruangan persegi. 28 papan mewakili siklus bulanan wanita. Di tengah Desa Bena, ada struktur bangunan adat yang mewakili pria dan wanita. Struktur yang mewakili pria disimbolkan dengan tombak di atas untuk mewakili "berburu".dan strukrur wanita disimbolkan dengan rumah sebagai tempat berlindung.
Ende Regency
Jj: Kabupaten Ende
Dibagi menjadi empat bagian. - Ende Seletan, Ende Timur, Ende Tengah, & Ende Utara.
(populasi: 87.269 pada tahun 2020)
Ende adalah kota pesisir yang dikelilingi oleh pegunungan dan dikenal sebagai lokasi Soekarno
(Presiden pertama Ri), menghabiskan 4 tahun di sini untuk merenungkan visinya tentang Republik
Indonesia dan konsep Pancasilla.
Sejarah
Selama beberapa dekade, Ende adalah pusat perdagangan, pendidikan, dan kegiatan politik
pemerintah karena merupakan situs kerajaan yang ada sekitar akhir abad ke-18. Orang-orang yang
dikenal adalah orang Lio-Ende. Seorang pemimpin nasionalis terkenal yang kemudian menjadi
Presiden pertama Republik Indonesia bernama Sukarno. Sukarno diasingkan ke Ende oleh
pemerintah kolonial Belanda dari tahun 1934 hingga 1938 karena kegiatan politiknya dianggap
sebagai ancaman bagi Pemerintah Hindia Belanda. Saat berkunjung ke Ende, Anda dapat
mengunjungi Museum Bung Karno yang merupakan rumah tua yang pernah ditempati oleh Sukarno
selama tahun-tahun pengasingannya. Tempat ini dikenal sebagai “Rumah Pengasingan Soekarno”
(jalan perwira-ende). Selama di sana, kami banyak menulis dan menampilkan lakon bersama Grup
Teater Tonel Kelimutu. Museum ini masih memiliki perabotan dan barang-barang lain yang dimiliki
dan digunakan oleh Soekarno. Ada pohon Sukun yang terkenal sekitar 700 meter dari rumah
Soekarno. Di sinilah ia sering duduk merenung di bawah pohon sambil membayangkan sebuah
negara bersatu yang akhirnya bernama Republik Indonesia. Di sinilah ia mengklaim bahwa di situlah
ia menemukan konsep Pancasila. Ada juga monumen untuk mewakili kelahiran Pancasila, yang
merupakan filosofi negara Indonesia yang dibawa oleh tulisan-tulisan politik Sukarno. Pada tahun
2013, Wakil Presiden Boediono mengadakan upacara pembukaan monumen karya Sukarno. Hingga
hari ini,setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila dan hari libur nasional.
Desa adat
Kampung Adat di Kabupaten Ende (Nua) dibangun dengan gaya arsitektur Lionese. Orang-orang yang
tinggal bersama di Desa dan rumah umumnya berasal dari nenek moyang yang sama. Tradisi dan
adat istiadat masih diikuti hari ini sampai hari ini.Seperti desa tradisional lainnya di Pulau Flores, ada
beberapa upacara yang diadakan sepanjang tahun. Salah satu upacara utama biasanya diadakan
pada bulan Agustus ketika ada panen besar. Orang-orang lokal kembali ke keluarga dan bertempat di
rumah adat masing-masing dan merayakannya. Seperti banyak desa adat lainnya, penduduk
setempat membuat kerajinan dan pertanian. Dua desa yang populer di Ende antara lain Desa Adat
Wologai dan Desa Adat Saga.
Hal yang dapat dilakukan dan dikunjungi di Ende
Berjalan di Taman Bersejarah yang disebut Taman Renungan Pancasila
Kunjungi Danau Kelimutu
Berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno (Soekarno)
Kunjungi Pantai Batu Biru
Kunjungi Museum Tenun Ikat
Kunjungi Desa Wologai
Kunjungi Desa Adat Saga
Berenang di Pantai Ende
Kunjungi Gunung Meja
Berenang di Air Terjun Murondao
Jj: Kabupaten Ende
Dibagi menjadi empat bagian. - Ende Seletan, Ende Timur, Ende Tengah, & Ende Utara.
(populasi: 87.269 pada tahun 2020)
Ende adalah kota pesisir yang dikelilingi oleh pegunungan dan dikenal sebagai lokasi Soekarno
(Presiden pertama Ri), menghabiskan 4 tahun di sini untuk merenungkan visinya tentang Republik
Indonesia dan konsep Pancasilla.
Sejarah
Selama beberapa dekade, Ende adalah pusat perdagangan, pendidikan, dan kegiatan politik
pemerintah karena merupakan situs kerajaan yang ada sekitar akhir abad ke-18. Orang-orang yang
dikenal adalah orang Lio-Ende. Seorang pemimpin nasionalis terkenal yang kemudian menjadi
Presiden pertama Republik Indonesia bernama Sukarno. Sukarno diasingkan ke Ende oleh
pemerintah kolonial Belanda dari tahun 1934 hingga 1938 karena kegiatan politiknya dianggap
sebagai ancaman bagi Pemerintah Hindia Belanda. Saat berkunjung ke Ende, Anda dapat
mengunjungi Museum Bung Karno yang merupakan rumah tua yang pernah ditempati oleh Sukarno
selama tahun-tahun pengasingannya. Tempat ini dikenal sebagai “Rumah Pengasingan Soekarno”
(jalan perwira-ende). Selama di sana, kami banyak menulis dan menampilkan lakon bersama Grup
Teater Tonel Kelimutu. Museum ini masih memiliki perabotan dan barang-barang lain yang dimiliki
dan digunakan oleh Soekarno. Ada pohon Sukun yang terkenal sekitar 700 meter dari rumah
Soekarno. Di sinilah ia sering duduk merenung di bawah pohon sambil membayangkan sebuah
negara bersatu yang akhirnya bernama Republik Indonesia. Di sinilah ia mengklaim bahwa di situlah
ia menemukan konsep Pancasila. Ada juga monumen untuk mewakili kelahiran Pancasila, yang
merupakan filosofi negara Indonesia yang dibawa oleh tulisan-tulisan politik Sukarno. Pada tahun
2013, Wakil Presiden Boediono mengadakan upacara pembukaan monumen karya Sukarno. Hingga
hari ini,setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila dan hari libur nasional.
Desa adat
Kampung Adat di Kabupaten Ende (Nua) dibangun dengan gaya arsitektur Lionese. Orang-orang yang
tinggal bersama di Desa dan rumah umumnya berasal dari nenek moyang yang sama. Tradisi dan
adat istiadat masih diikuti hari ini sampai hari ini.Seperti desa tradisional lainnya di Pulau Flores, ada
beberapa upacara yang diadakan sepanjang tahun. Salah satu upacara utama biasanya diadakan
pada bulan Agustus ketika ada panen besar. Orang-orang lokal kembali ke keluarga dan bertempat di
rumah adat masing-masing dan merayakannya. Seperti banyak desa adat lainnya, penduduk
setempat membuat kerajinan dan pertanian. Dua desa yang populer di Ende antara lain Desa Adat
Wologai dan Desa Adat Saga.
Hal yang dapat dilakukan dan dikunjungi di Ende
Berjalan di Taman Bersejarah yang disebut Taman Renungan Pancasila
Kunjungi Danau Kelimutu
Berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno (Soekarno)
Kunjungi Pantai Batu Biru
Kunjungi Museum Tenun Ikat
Kunjungi Desa Wologai
Kunjungi Desa Adat Saga
Berenang di Pantai Ende
Kunjungi Gunung Meja
Berenang di Air Terjun Murondao
Kabupaten Sikka (Kabupaten Sikka) dan Kebudayaan
Kabupaten Sikka meliputi wilayah seluas 1.731,91 km²
populasi 300.301 (Sensus 2010)
Ibu kota - Maumere
Sikka dibagi menjadi 21 distrik
Sekitar 90% Katolik
Pesisir utara lebih banyak dihuni oleh penduduk etnis Tiding-Bajo, Bugis, Jawa, dan Tionghoa.
Maumere lebih padat penduduknya dan sekarang menjadi tuan rumah bagi perusahaan besar
seperti; Telkomsel, Bank Danamon, Bank BNI 46, Bank Mandiri, Gramedia, Merpati, Adira Finance, K-
24, Apotek Kimia Farma, dan Batavia Air.
Angkutan.
Maumere dapat diakses melalui jalur udara dari Denpasar, Ende, Kupang, dan Labuan Bajo.
Maumere juga dapat diakses dengan Transportasi Laut.
Bercocok tanam/bertani/memancing untuk penghasilan
- Makanan laut
- jambu mete
…
Biji cokelat
- Rumput laut
- Kemiri
- asam
Pariwisata;
- Menyelam dan Pantai. Pulau Pemanaa, Pulau Babi, Pantai Magepanda dan Pantai Paga.
- Pegunungan. Gunung Egon dan Gunung Kimangbuleng.
- Gereja & Atraksi. Gereja Portugis antik di Lela. Yosef di Mamere, dan Regalia yang Ditinggalkan oleh
Raja Sikka.
Kakao telah berkembang menjadi tanaman perkebunan utama di 17 dari 21 kecamatan. Sikka
merupakan produsen Kakao terbesar di provinsi NTT. kakao merupakan penyumbang pendapatan
komoditas utama bagi petani kakao. Menurut Departemen Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan;
Petani Kakao berjumlah sebanyak 33.278 KK. Hanya 7% petani yang memiliki lebih dari 1 lahan.
Meskipun produksi Kakao mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, Sikka masih
merupakan penghasil Kakao terbesar di provinsi NTT.
Bencana alam:
Pada 12 Desember 1992, Maumere diguncang gempa berkekuatan 6,8 SR yang juga menimbulkan
tsunami. Hal ini mengakibatkan lebih dari 2.000 kematian. Sebagian besar kematian berasal dari
penduduk yang tinggal di Pulau di teluk Maumere, seperti Pulau Pemanaa, Pulau Babi, dan Pulau
Luhur.
Kabupaten Sikka meliputi wilayah seluas 1.731,91 km²
populasi 300.301 (Sensus 2010)
Ibu kota - Maumere
Sikka dibagi menjadi 21 distrik
Sekitar 90% Katolik
Pesisir utara lebih banyak dihuni oleh penduduk etnis Tiding-Bajo, Bugis, Jawa, dan Tionghoa.
Maumere lebih padat penduduknya dan sekarang menjadi tuan rumah bagi perusahaan besar
seperti; Telkomsel, Bank Danamon, Bank BNI 46, Bank Mandiri, Gramedia, Merpati, Adira Finance, K-
24, Apotek Kimia Farma, dan Batavia Air.
Angkutan.
Maumere dapat diakses melalui jalur udara dari Denpasar, Ende, Kupang, dan Labuan Bajo.
Maumere juga dapat diakses dengan Transportasi Laut.
Bercocok tanam/bertani/memancing untuk penghasilan
- Makanan laut
- jambu mete
…
Biji cokelat
- Rumput laut
- Kemiri
- asam
Pariwisata;
- Menyelam dan Pantai. Pulau Pemanaa, Pulau Babi, Pantai Magepanda dan Pantai Paga.
- Pegunungan. Gunung Egon dan Gunung Kimangbuleng.
- Gereja & Atraksi. Gereja Portugis antik di Lela. Yosef di Mamere, dan Regalia yang Ditinggalkan oleh
Raja Sikka.
Kakao telah berkembang menjadi tanaman perkebunan utama di 17 dari 21 kecamatan. Sikka
merupakan produsen Kakao terbesar di provinsi NTT. kakao merupakan penyumbang pendapatan
komoditas utama bagi petani kakao. Menurut Departemen Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan;
Petani Kakao berjumlah sebanyak 33.278 KK. Hanya 7% petani yang memiliki lebih dari 1 lahan.
Meskipun produksi Kakao mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, Sikka masih
merupakan penghasil Kakao terbesar di provinsi NTT.
Bencana alam:
Pada 12 Desember 1992, Maumere diguncang gempa berkekuatan 6,8 SR yang juga menimbulkan
tsunami. Hal ini mengakibatkan lebih dari 2.000 kematian. Sebagian besar kematian berasal dari
penduduk yang tinggal di Pulau di teluk Maumere, seperti Pulau Pemanaa, Pulau Babi, dan Pulau
Luhur.
|
|
|
Contact Maika Komodo Tours for any questions you may have.
This website is operated by Maika Komodo Tour.
Address: Jl. Soekarno Hatta, Labuan Bajo, Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Tim. 86763, Indonesia
Phone: 62 812-3855-3678
Address: Jl. Soekarno Hatta, Labuan Bajo, Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Tim. 86763, Indonesia
Phone: 62 812-3855-3678